Baru-baru ini, dunia periklanan global dikejutkan oleh keputusan besar: Omnicom memutuskan untuk mem-PHK lebih dari 4.000 karyawan dan menutup sejumlah agensi ternama — sebagai bagian dari proses integrasi setelah akuisisi IPG. Keputusan ini bukan hanya peristiwa perusahaan semata, melainkan mencerminkan transformasi mendasar dalam industri periklanan dunia.
Dalam artikel ini, kita akan—secara mendalam—menelaah: (1) latar belakang akuisisi; (2) alasan dan logika restrukturisasi; (3) dampak terhadap karyawan, agensi, dan industri periklanan; (4) peluang dan risiko ke depan bagi klien dan pelaku industri; serta (5) refleksi terhadap bagaimana media tradisional dan agensi menghadapi tekanan perubahan zaman.
Latar Belakang: Akuisisi IPG oleh Omnicom
Persaingan di tengah perubahan industri
Industri periklanan global sedang menghadapi guncangan besar. Platform digital dan perusahaan teknologi besar — dengan kemampuan data, teknologi, dan skala global — telah menggeser cara merek beriklan, membeli media, dan menjangkau konsumen. Agensi tradisional, yang dulu mengandalkan kreativitas manusia dan proses manual, kini berada di bawah tekanan besar.
Dalam konteks itu, agensi besar merasa perlu bertransformasi — bukan hanya dalam layanan kreatif, tetapi juga dalam struktur, efisiensi, dan kemampuan teknologi.
Mega-merger sebagai strategi bertahan
Sebagai jawaban, Omnicom memutuskan untuk mengambil langkah besar: mengakuisisi IPG dalam sebuah kesepakatan bernilai miliaran dolar. Kombinasi ini menjadikan Omnicom — secara akumulatif — sebagai holding agency terbesar di dunia berdasarkan pendapatan, mengalahkan pesaing lama. Dengan demikian, Omnicom tidak lagi hanya sekadar satu grup — melainkan “super-grup” periklanan global.
Tujuan merger ini bukan semata memperbesar pangsa pasar, tetapi untuk menyatukan sumber daya, mengurangi duplikasi, dan meningkatkan daya saing di era digital dan otomatisasi.
Mengapa PHK dan Penutupan Agensi? — Logika Restrukturisasi
Setelah merger, Omnicom mengumumkan bahwa lebih dari 4.000 posisi akan digugat — sebagian besar di fungsi administratif, back-office, dan beberapa posisi pimpinan. Beberapa agensi legendaris, seperti agensi kreatif klasik, akan digabung ke grup yang lebih besar, sehingga nama merek lama akan “menghilang” atau dilenyapkan.
Beberapa poin utama dari keputusan ini:
-
Duplikasi fungsi: Ketika dua konglomerat besar bersatu, banyak fungsi — administrasi, keuangan, HR, manajemen menengah — menjadi berlapis. Untuk efisiensi, banyak posisi harus dihapus.
-
Efisiensi biaya dan janji sinergi: Merger ini disertai janji penghematan besar — ratusan juta dolar per tahun — melalui pengurangan duplikasi, back-office, real estate, dan biaya operasional lainnya.
-
Tekanan dari teknologi dan perubahan perilaku klien: Karena banyak klien kini menggunakan media digital, data-driven campaigns, dan otomatisasi, kebutuhan terhadap agensi tradisional berkurang. Grup yang lebih besar dan lebih berteknologi dianggap lebih mampu menangani klien global dengan kebutuhan kompleks.
-
Struktur baru yang lebih ramping dan terpusat: Brand-brand agensi yang dulu independen akan digabung ke dalam “practice areas” global baru. Manajemen akan distandarisasi, dengan hierarki yang lebih simpel, dan kontrol terpusat.
Ini bukan sekadar pemangkasan separuh — tetapi restrukturisasi menyeluruh. Tujuannya: memastikan perusahaan yang bergabung bertahan dan bahkan tumbuh di lingkungan industri yang sangat berubah.
Dampak Langsung: Siapa yang Terdampak?
Karyawan — dari administratif sampai kreatif
Karyawan yang paling terdampak adalah mereka di bagian administratif, manajemen menengah, back-office, fungsi pendukung — HR, keuangan, penagihan, dukungan, manajemen proyek, dsb. Karena posisi mereka dianggap “duplicated” di kedua perusahaan, banyak yang diberi PHK. Beberapa posisi pimpinan juga ikut kena — terutama yang merangkap fungsi serupa.
Ini berarti ribuan profesional kehilangan pekerjaan — dan bagi yang masih bertahan, beban kerja kemungkinan meningkat karena “skeleton staffing.”
Agensi legendaris — nama merek hilang
Beberapa agensi dengan reputasi panjang di dunia periklanan, yang selama dekade membentuk citra kreatif global, wajahnya akan berubah. Agensi-agensi ini akan dibaur ke dalam grup besar: merek lama hilang, identitas sejarah melebur. Ini mempengaruhi klien, staf kreatif, dan cara industri memandang kreativitas.
Industri periklanan global — konsolidasi skala besar
Industri menjadi lebih terkonsolidasi — dari banyak agensi besar independen menjadi beberapa mega-konglomerat. Hal ini dapat memperkuat posisi grup besar terhadap klien besar global, tetapi juga mengurangi keragaman, inovasi independen, dan potensi untuk alternatif kreatif kecil/menengah.
Peluang dan Risiko di Era Baru Pasca-Merger
Peluang
-
Skala & kapabilitas global — Dengan cakupan dan sumber daya besar, grup baru mampu menangani klien global besar dengan kompleksitas tinggi (kampanye multinasional, data, media lintas platform).
-
Investasi teknologi & AI — Konsolidasi memungkinkan investasi besar dalam platform teknologi, otomatisasi, analitik, Gen-AI: ini sesuai tuntutan klien modern.
-
Efisiensi operasional — Dengan struktur ramping, biaya operasional turun, dan perusahaan bisa menawarkan harga lebih kompetitif atau margin lebih sehat — penting di tengah anggaran pemasaran yang sering ditekan oleh ekonomi global.
-
Stabilitas bagi klien besar & layanan end-to-end — Klien besar cenderung suka kemudahan “one stop shop”: kreatif + media + data + produksi — semua dalam satu grup besar.
Risiko
-
Kehilangan identitas kreatif & keragaman — Saat banyak agensi digabung, nuansa kreatif, budaya unik tiap agensi, dan suara independen bisa hilang. Industri kreatif bisa jadi homogen.
-
Talenta kreatif pindah ke independen atau niche agency — Banyak profesional mungkin tidak mau bekerja dalam struktur besar, memilih agensi kecil/menengah atau freelancing — bisa menyebabkan “brain drain.”
-
Ketergantungan pada klien besar & tekanan otomatisasi — Saat bisnis berfokus pada efisiensi, ada risiko bahwa kreatif dan inovasi akan dikorbankan demi skala dan margin — sesuatu yang bisa mengecilkan nilai iklan sebagai seni.
-
Resiko reputasi dan konflik internal — Menggabungkan budaya perusahaan berbeda, gaya kerja berbeda, bisa menimbulkan gesekan — mempengaruhi moral karyawan dan hasil kerja.
Apa Artinya bagi Klien, Kreator, dan Industri — Ke Depan
Bagi klien besar global, merger ini bisa jadi kabar baik: mereka bisa mendapatkan layanan terpadu — kreatif, media, data, produksi — dari satu entitas besar. Kampanye lintas negara dengan koordinasi mudah, dan kemungkinan harga lebih kompetitif.
Namun bagi klien kecil, usaha lokal, atau brand yang mencari kreativitas unik dan fleksibilitas — mereka mungkin kesulitan menembus “struktur besar” ini. Mereka bisa jadi beralih ke agensi kecil, boutique, atau konsultan independen untuk hasil lebih personal dan inovatif.
Bagi kreator, copywriter, desainer, planner — era ini bisa jadi pendorong bergabung dengan agensi kecil atau freelance, untuk menjaga kebebasan kreatif, fleksibilitas, dan identitas. Industri bisa melihat gelombang “agen-indie renaissance”.
Bagi industri periklanan itu sendiri — kita menyaksikan titik balik: dari era agensi besar “klasik” ke era “mega-konglomerat + teknologi + skala global.” Namun, transformasi ini membawa tantangan besar: bagaimana menjaga kreativitas, keberagaman, dan etos kerja manusia, di tengah efisiensi, otomatisasi, dan tekanan margin.
Refleksi: Masa Depan Kreativitas vs Efisiensi — Apa yang Kita Inginkan?
Keputusan Omnicom untuk memangkas 4.000 pekerjaan dan menutup agensi-agensi bersejarah memang dapat dibenarkan secara bisnis — dari sudut pandang efisiensi, skala, dan daya saing global. Tapi sebagai pengamat industri kreatif, kita perlu bertanya: pada relokasi skala dan efisiensi, kreativitas, keberagaman ide dan budaya — apakah mereka turut “dihemat”?
Di masa depan, “iklan” bisa saja berubah bentuk: lebih data-driven, lebih otomatis, lebih “platform-first.” Tapi: iklan yang great — yang tak sekadar jualan, tapi menyentuh emosi, cerita, budaya — butuh manusia di baliknya. Konsolidasi dan automasi tidak menjamin kreativitas itu bertahan.
Mungkin, era ini akan memunculkan dualisme:
-
Di satu sisi: mega-grup besar menangani klien global, kampanye besar, produksi masif.
-
Di sisi lain: agensi kecil, boutique, kreator independen memegang peran penting dalam memberi warna, eksperimen, ide orisinal, dan keunikan.
Dengan demikian, restrukturisasi seperti ini tidak harus berarti “kematian” kreativitas — bisa saja membuka ruang besar bagi kreativitas alternatif — jika para pelaku dan klien berani memilih diversitas, bukan hanya efisiensi.
Kesimpulan
Pengumuman Omnicom untuk PHK ribuan pekerja dan menutup agensi sebagai bagian dari akuisisi IPG menandai titik balik besar dalam lanskap periklanan global. Ini bukan sekadar merger — melainkan transformasi sistemik: dari banyak agensi independen ke beberapa mega-konglomerat yang terintegrasi dan dioptimalkan untuk skala besar, efisiensi, dan dominasi pasar global.
Langkah ini membawa potensi efisiensi dan kekuatan baru — tapi juga menimbulkan tantangan besar: bagaimana menjaga kreativitas, keragaman ide, dan nilai manusia dalam industri yang semakin digerakkan data dan teknologi.
Bagi profesional, klien, ataupun observator industri — ini saatnya mempertimbangkan ulang prioritas: apakah kita ingin efisiensi dan skala, atau nilai kreativitas, kebebasan, dan inovasi? Mungkin, keseimbangan keduanya adalah jawabannya.