Jakarta, 30 Juli 2025 – Setelah mencatatkan kenaikan signifikan dalam beberapa minggu terakhir, sektor saham teknologi di Bursa Efek Indonesia mengalami koreksi tajam pada perdagangan hari ini. Koreksi ini terjadi seiring dengan aksi ambil untung (profit taking) oleh sejumlah investor yang sebelumnya telah membukukan cuan besar dari reli harga saham digital.
Saham-saham unggulan di sektor teknologi seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), dan PT DCI Indonesia Tbk (DCII) tercatat melemah dalam rentang 3% hingga 7% pada sesi pertama perdagangan. Penurunan ini tidak hanya dipicu oleh faktor teknikal, tetapi juga oleh kekhawatiran akan valuasi yang dinilai mulai terlalu tinggi.
Aksi Profit Taking Dominasi Pasar
Sejumlah analis memandang bahwa koreksi yang terjadi hari ini merupakan bagian wajar dari siklus pasar setelah kenaikan yang cukup agresif dalam dua pekan terakhir. Sepanjang Juli, saham-saham teknologi sempat mencetak kenaikan dua digit, didorong oleh sentimen positif terhadap pemulihan sektor digital dan ekspektasi pertumbuhan e-commerce yang terus meningkat.
"Investor yang sudah masuk dari harga bawah kini memilih untuk merealisasikan keuntungan, apalagi valuasi beberapa emiten teknologi sudah menyentuh level yang cukup premium," ujar analis pasar modal dari sebuah sekuritas nasional.
Langkah ini dinilai sebagai bentuk konsolidasi pasar untuk menjaga keseimbangan, sembari menunggu sentimen baru dari dalam maupun luar negeri.
Sentimen Global dan Tekanan Valuasi
Selain aksi ambil untung, tekanan juga datang dari kondisi eksternal. Pasar global masih dibayangi ketidakpastian terkait suku bunga bank sentral AS (The Fed) yang belum memberikan kepastian arah kebijakan moneter. Hal ini berdampak langsung pada minat investor terhadap aset berisiko seperti saham teknologi, yang biasanya sensitif terhadap perubahan suku bunga.
Beberapa analis juga menyebut bahwa kinerja fundamental beberapa emiten digital belum sepenuhnya mencerminkan valuasi tinggi yang mereka peroleh di pasar. Meskipun pertumbuhan pengguna dan transaksi meningkat, beban operasional dan strategi bakar uang masih membebani laporan keuangan kuartalan sejumlah perusahaan teknologi.
Peluang di Tengah Koreksi
Meski mengalami tekanan, sektor teknologi tetap memiliki prospek jangka panjang yang menjanjikan, terutama dengan tingginya angka digitalisasi dan transformasi ekonomi di Indonesia. Koreksi yang terjadi saat ini bahkan dinilai oleh sebagian pelaku pasar sebagai momen yang tepat untuk kembali masuk ke saham-saham digital dengan harga yang lebih rasional.
"Koreksi ini bisa menjadi peluang akumulasi bagi investor jangka menengah dan panjang yang percaya terhadap potensi sektor ini ke depan," ujar seorang fund manager dari perusahaan manajemen aset lokal.
IHSG sektor teknologi (IDXTECHNO) tercatat mengalami pelemahan lebih dari 4% dalam sehari, namun masih lebih tinggi 12% dibandingkan posisi awal bulan.
Kesimpulan
Koreksi saham teknologi hari ini menunjukkan dinamika sehat dari pasar modal, di mana investor mengambil jeda setelah reli kuat. Walaupun tekanan jangka pendek masih mungkin terjadi, banyak pelaku pasar yang tetap optimistis terhadap masa depan sektor digital di Indonesia. Kunci ke depan adalah bagaimana emiten teknologi mampu menunjukkan perbaikan kinerja keuangan yang konsisten di tengah persaingan yang ketat.